Minggu, 18 September 2011

bentuk karangan


BENTUK KARANGAN

A.    Eksposisi
Cara Membuat Ongol – Ongol
Bahan :
·         175 gram gula merah
·         75 gram gula pasir
·         150 gram tepung hunkue
·         50 gram nangka, potong sesuai selera
·         700 ml air
·         3 lembar daun pandan
·         ½ sdt garam
Taburan :
·         250 gram kelapa muda, kupas, dan parut kasar
·         ½ sdt garam
·         1 lembar daun pandan
Cara Membuat :
·         Campur gula merah, gula pasir, air, dan daun pandan. Rebus sehingga gula larut, lalu saring.
·         Campur tepung hunkue, garam, dan nangka. Tuangkan cairan gula kedalamnya, masak sambil terus di aduk hingga kental dan matang. Angkat, kemudian tuang adonan ke loyang. Dinginkan, dan potong sesuai selera.
·         Taburan, kukus kelapa muda, garam, dan daun pandan selama 5 menit, angkat.
·         Tabur kelapa parut sehingga ongol – ongol tertutup rapat.
·         Sajikan.


B.     Argumentasi
NKKBS ialah singkatan dari Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Di dalam NKKBS, terkandung anjuran kepada setiap keluarga agar menciptakan keluarga kecil demi terwujudnya keluarga bahagia dan sejahtera. Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat indonesia, laju pertumbuhan penduduk diharapkan 0 % saja. Dengan kata lain, setiap bayi yang lahir menggantikan setiap orang tua yang meninggal. Jadi, jumlah anak yang ideal dalam setiap keluarga adalah dua orang. Kalau anak yang datang menggantikan orang tua itu berjumlah tiga orang atau lebih, laju perrtumbuhan penduduk berlebih. Oleh sebab itu, terjadilah ledakan pertambahan jumlah penduduk.
Menurut seorang dokter ahli kebidanan, wanita dapat hamil sejak usia 12 tahun sampai 45 tahun atau 50 tahun. Kehamilan yang terjadi pada masa reproduksi ( subur ) di bawah 20 tahun dan di atas 30 tahun menimbulkan risiko kematian yang tinggi. Angka kematian sangat tinggi pada ibu yang melahirkan ketika ia berumur kurang dari 20 tahun dan juga pada ibu yang berusia lebih dari 30 tahun.

C.    Deskripsi
Ketika ku melihatr puncak – puncak gunung yang hijau menambah indahnya pemandangan. Air jernih tidak bergelombang seperti kaca besar mengilap disinari matahari. Di tepi danau, pandangan ku tertuju pada pohon – pohon dan bunga – bungaan yang beraneka warna.
Perahu – perahu kecil hilir mudik didayung oleh anak – anak. Tampaknya mereka sudah mahir dan terampil dalam mengayuh dayungnya sehingga dalam sekejap mereka sudah meluncur ke tengah. Begitu indah pemandangan yang sedang ku saksikan, sungguh kenikmatan yang sempurna


D.    Persuasi
Hutan merupakan tempat berlangsungnya kehidupan bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Indonesia merupakn salah satu paru – paru dunia yang masih memiliki hutan yang masih hijau dan segar. Apabila semakin banyak pohon – pohon yang kita tanam bumi kita akan semakin terjaga dari kerusakan. Tetapi kebanyakan manusia ingin memperkaya dirinya sendiri dengan melakukan penebangan pohon secara besar – besaran dan bersifat illegal. Sehinggan hal ini akan menyebabkan banyak bencana, seperti banjir, tanah longsor, dan global worning yang saat ini menjadi masalah utama yang dihadapi oleh manusia di muka bumi ini.
Meningat banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan dari penebangan pohon secara illegal. Mari, kita rawat dan lestarikan hutan yang ada di sekeliling kita dengan cara menanam pohon sebanyak – banyaknya.

E.     Narasi
Pagi – pagi sekali aku sudah harus terbangun dari mimpi – mimpi yang menemaniku selama tidur. Sejak itu aku langsung memulai kegiatan rutin yaitu membersihakan tempat tidur, kemudian membersihkan seisi rumah sebelum berangkat ke sekolah. Setelah semuanya beres aku bergegas untuk mandi serta bersiap – siap untuk berangkat ke sekolah. Karena jarak rumahku dengan sekolah tidak terlalu jauh, jadi aku selalu menggunakan sepeda untuk kendaraan yang akan mengantarkanku sampai ke sekolah.
Suasana di sekolah begitu ramai, dan tak terasa bel pulang pun sudah berbunyi. Aku hendak pulang kerumah. Sesudanya dirumah aku segera mengerjakan tugas yang diberikan ibu guru, setelah selesai aku ikut bermain dengan teman – teman sebayaku untuk menghilangkan kejenuhan sejenak. Tak terasa matahari pun sudah kembali ketempat peraduannya itu menandakan aku sudah harus pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar